Tuesday, July 1, 2014

Musim Pedas, Jreng...Jreng...



Dear team and readers,

Sekarang Bandung menjadi lautan cabai huhahaha..Bagaimana tidak, sepertinya (berdasarkan pengamatan saya), aneka cemilan dan kuliner di kota Bandung mendadak berasa sama, kompak mengusung selera pedassssss…Ini semua gara-gara keripik yang booming di jejaring media sosial dengan tingkat level yang berbeda-beda. Sungguh inovatif!


Alhasil, semua pengusaha yang berada di industri cemilan dan kuliner tidak mau kalah melihat peluang tersebut. Tengok saja merek Kejeprut, Kicimpring Mang Ujang, Keripik Seuhah dan lain-lain. Memang, secara budaya, kita orang iNdonesia memang tidak bisa jauh dari yang namanya cabai dan pedas, iya kan?! Jadi tidak salah smua kiliner yang menjadi cirri khas kota Bandung, dibuat untuk memikat hati konsumen, terutama pecinta pedas. Anda juga doyan pedas kan? Hihihih…

Nggak Cuma kripik dan cemilan ringan, makanan juga ikut-ikutan berasa pedas menggigit. Kalau yang belum tahu, sekarang ada yang namanya Nasi Goreng Mafia (kawasan Jl. Jalaprang), Mie Merapi (kawasan Griya Pahlawan), Ceker Setan (kawasan Tubagus) dan masih banyak lagi. Namun, justru hal tersebut menggairahkan industri kuliner. Bahkan jangan salah, industri kuliner di Bandung saat ini memenang peranan penting untuk meningkatkan perekonomian kota. Ckckckkcc…..CUMA GARA-GARA PEDAS DOANG DOOONG!!!!

“Doddy Djufrani, dosen senior Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), menuturkan tren kudapan pedas ini sebetulnya bukan hal yang baru. Artinya, kudapan-kudapan itu berasal dari kudapan yang sudah lama ada, tetapi dibuat sedemikan rupa dalam bentuk inovasi yang baru. 

Dia mencontohkan toge tahu (gehu) hotjeletot, kudapan berbahan tahu toge rasa pedas ini sebelumnya ada. Cuma diberi rasa pedas di dalam yang memberi rasa baru pada gehu” (Sumber: bandung.bisnis.com)




Bukan Cuma dari segi produk yang mengarah kepada kesamaan rasa, cara pemasaran juga mengarah kepada satu media, yaitu media sosial. Lebih tepatnya jejaring media sosial yang sedang banyak digandrungi oleh anak muda jaman sekarang. Sebut saja Twitter, Facebook, Path, BBM dan Blog. Untaian kata-kata membujuk yang ringan, segar dan dengan bahasa gaul sehari-hari, menjadi “undangan” tersendiri agar konsumen melirik produk-produk bercita rasa pedas tersebut. Inilah yang menjadi tren positif dalam dunia bisnis, dan tidak ada yang bisa memprediksi kapan tren ini akan berakhir dan terganti dengan rasa baru…..We see!
Aahhh, ada-ada aja! Hihihi….

Pokona mah top pisanlah untuk dunia kuliner Bandung! Emang kagak ada matinyeeeeeee…..#borong kripik pedes

Salam hangat,

@iicoet.

6 comments:

  1. Wah teh ngiler abis liatnya haha.. nice post, kapan2 kita ke nasi goreng mafia yakk

    ReplyDelete
  2. :: Doyan pedesss nggak Risa? nyok..nyok...kita ngumpul smbil wisata kuliner.

    Gimana penulisannya, apakah ada komentar? Ayo beri masukan untuk sama-sama kita meningkatkan keterampilan menulis kita...Jangan bosen memberi feedback positif ya teams!!

    Regards,

    @iicoet

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Wawww... cuco bgt buat di posting di blog kuliner! Artikelnya informatif. Trs klo pas lg baca, berasa lg ngobrol langsung sm penulisnya yg heboh. Heuheuheu. Menurut aku, dah cukup oke dan mengalir. Tapi kyanya perlu dikasi tambahan sdikit cerita lbh detail apa yg paling penulis suka dr mknan pedas2 itu and why. Oke jd masukkin ke #wishlist kita ya ke nasgor mafia. Keep being hot, team! :)

    ~Naya

    ReplyDelete