Dear team and readers,
Sekarang
Bandung menjadi lautan cabai huhahaha..Bagaimana tidak, sepertinya (berdasarkan
pengamatan saya), aneka cemilan dan kuliner di kota Bandung mendadak berasa
sama, kompak mengusung selera pedassssss…Ini semua gara-gara keripik yang
booming di jejaring media sosial dengan tingkat level yang berbeda-beda.
Sungguh inovatif!
Alhasil,
semua pengusaha yang berada di industri cemilan dan kuliner tidak mau kalah
melihat peluang tersebut. Tengok saja merek Kejeprut, Kicimpring Mang Ujang,
Keripik Seuhah dan lain-lain. Memang, secara budaya, kita orang iNdonesia
memang tidak bisa jauh dari yang namanya cabai dan pedas, iya kan?! Jadi tidak
salah smua kiliner yang menjadi cirri khas kota Bandung, dibuat untuk memikat
hati konsumen, terutama pecinta pedas. Anda juga doyan pedas kan? Hihihih…
Nggak
Cuma kripik dan cemilan ringan, makanan juga ikut-ikutan berasa pedas
menggigit. Kalau yang belum tahu, sekarang ada yang namanya Nasi Goreng Mafia
(kawasan Jl. Jalaprang), Mie Merapi (kawasan Griya Pahlawan), Ceker Setan (kawasan Tubagus) dan masih banyak
lagi. Namun, justru hal tersebut menggairahkan industri kuliner. Bahkan jangan
salah, industri kuliner di Bandung saat ini memenang peranan penting untuk meningkatkan
perekonomian kota. Ckckckkcc…..CUMA GARA-GARA PEDAS DOANG DOOONG!!!!
“Doddy Djufrani, dosen
senior Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB), menuturkan tren kudapan pedas
ini sebetulnya bukan hal yang baru. Artinya, kudapan-kudapan itu berasal dari
kudapan yang sudah lama ada, tetapi dibuat sedemikan rupa dalam bentuk inovasi
yang baru.
Dia mencontohkan toge tahu
(gehu) hotjeletot, kudapan berbahan tahu toge rasa pedas ini sebelumnya ada.
Cuma diberi rasa pedas di dalam yang memberi rasa baru pada gehu” (Sumber:
bandung.bisnis.com)
Bukan Cuma dari segi produk yang mengarah kepada kesamaan rasa, cara
pemasaran juga mengarah kepada satu media, yaitu media sosial. Lebih tepatnya
jejaring media sosial yang sedang banyak digandrungi oleh anak muda jaman
sekarang. Sebut saja Twitter, Facebook, Path, BBM dan Blog. Untaian kata-kata
membujuk yang ringan, segar dan dengan bahasa gaul sehari-hari, menjadi “undangan”
tersendiri agar konsumen melirik produk-produk bercita rasa pedas tersebut. Inilah
yang menjadi tren positif dalam dunia bisnis, dan tidak ada yang bisa memprediksi
kapan tren ini akan berakhir dan terganti dengan rasa baru…..We see!
Aahhh, ada-ada aja! Hihihi….
Pokona mah top pisanlah untuk dunia kuliner Bandung! Emang kagak ada
matinyeeeeeee…..#borong kripik pedes
Salam hangat,
Wah teh ngiler abis liatnya haha.. nice post, kapan2 kita ke nasi goreng mafia yakk
ReplyDeleteLupa kasih nama itu dari Risa :)
ReplyDelete:: Doyan pedesss nggak Risa? nyok..nyok...kita ngumpul smbil wisata kuliner.
ReplyDeleteGimana penulisannya, apakah ada komentar? Ayo beri masukan untuk sama-sama kita meningkatkan keterampilan menulis kita...Jangan bosen memberi feedback positif ya teams!!
Regards,
@iicoet
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWawww... cuco bgt buat di posting di blog kuliner! Artikelnya informatif. Trs klo pas lg baca, berasa lg ngobrol langsung sm penulisnya yg heboh. Heuheuheu. Menurut aku, dah cukup oke dan mengalir. Tapi kyanya perlu dikasi tambahan sdikit cerita lbh detail apa yg paling penulis suka dr mknan pedas2 itu and why. Oke jd masukkin ke #wishlist kita ya ke nasgor mafia. Keep being hot, team! :)
ReplyDelete~Naya