Monday, July 7, 2014

Lidah Peka


Ini postingan minggu pertama yang kedua. Saya gatau harus nulis apa. Apakah temanya masih sama? Maaf ya Teh Inong, Teh Naya, Teh Dina, dan Risa juga. Aku lupa. Hmm yasudahlah biar aman bikin yang temanya sama aja deh.. Makanan.
Saat saya duduk di kelas satu sekolah dasar, saya pernah terkena penyakit typhus yang menyebabkan saya tidak jadi tampil di acara HUT RI. Beberapa hari sebelum saya sakit, saya suka beli usus ayam goreng di sekolah saya. Sebenarnya saya selalu dilarang membeli jajanan yang aneh-aneh di sekolah oleh orangtua. Tapi namanya juga anak-anak, tidak akan berhenti sebelum tahu akibat dari yang dilakukan. Sekitar satu minggu saya berbaring di kasur. Saya kapok dan sampai saat ini saya tidak suka memakan usus siapapun. Sejak saat itu orangtua saya sangat membatasi jajanan untuk dikonsumsi. Sehingga setiap hari saya diberi bekal oleh orangtua saya.
Saya menemukan hal yang unik dari lidah kedua orangtua saya. Lidah ibu saya sangat peka terhadap bumbu masakan. Sehingga jika ibu saya memakan makanan. Ibu saya bisa langsung tahu bahan apa saja yang terkandung dalam makanan tersebut. Saya pernah membeli subuah roti yang enak di took roti, sesampaina di rumah, saya langsung memberikan roti itu kepada ibu saya untuk dicicipi. Suatu saat, ibu saya mencoba membuat roti itu dan ternyata rasanya sangat mirip.
Sedangkan lidah bapak saya sangat peka terhadap makanan yang tidak sehat. Bapak saya akan langsung tahu jika makanan tersebut mengandung pengawet, pemanis buatan, MSG, atau bahan berbahaya lainnya. Sehingga jika saya atau kakak saya atau adik saya membeli sesuatu, bapak saya selalu memakan sedikit dari jajanan yang kami beli. Jika bapak saya tidak merasa ada keanehan, maka kami dizinkan untuk membelinya lagi. Namun jika terasa aneh, bapak saya aka melarang kami untuk membeli jajanan itu lagi.
Sebenarnya, bapak saya memperbolehkan saya membeli jajanan di sekolah.Tapi yang selain bakso, mie, basotahu, batagor, cireng, cimol, cilok, gorengan, rujak, yang pedes-pedes, yang dingin-dingin, yang berwarna mencolok, yang kelihatan tidak bersih, yang banyak lalatnya, yang dipinggir jalan, yang minyaknya kelihatan hitam, dan yang banyak penyedapnya. Rata-rata jajanan di sekolah-sekolah adalah yang seperti itu, jadi kesimpulannya saya tidak diizinkan jajan di sekolah.

2 comments:

  1. Kamu pengamat yg unik itu kesimpulan saya saat baca tulisan ini ;)

    ~Naya

    ReplyDelete
  2. Tambahin gambar dong tii hehe

    -Risa

    ReplyDelete