I would rather live in a world where my life is surrounded by mystery than live in a world so small that my mind could comprehend it (Harry Emerson Fosdick)
Ada satu kisah yang sayang banget buat kalian lewatin *promosi banget* hehehe. Cekidot...
***
Duh… panasnya hari
ini.Udah sore tapi matahari masih menyengat. Debu dimana-mana. Hoaaaamm.
Ngantuk banget nih. Tidur dimana yah? Ah di rumah yang pagarnya warna hijau
seperti kemarin aja deh. Enak. Sepi. Biasanya suka ada anak perempuan yang
selalu keliatan sedih di rumah itu tapi kemarin aku gak liat dia. Kemana ya?
Nah itu rumahnya.
Yess, pagarnya gak dikunci. Wah, terasnya kotor sekali. Gak apa-apa deh. Yang
penting aku mau tidur sekarang juga. Ngantuk udah gak kuat.
Tiga jam kemudian.
Hooooaaaaammmm. Aku
tidur lama banget nih kayanya. Abis rumah ini sepi banget. Penghuninya lagi
pada pergi kali yah.
“Hai,
kucing lucu. Akhirnya kamu bangun juga.”
“MEOOONGGG.”
Whaaaa. Kaget banget aku. Begitu buka
mata, ada anak perempuan berwajah sedih itu lagi ngeliatin aku.
“Duh,
kamu kaget ya. Maaf yah. Cup… cup… Jangan takut yah.”
“Meong.
Meeong.” Iya sih, aku kaget. Tapi gak
apa-apa ko. Santei.
nunggu
Papa pulang aja ya.”
“Meoongg…
Meeeoooong.” Iyah, laper nih. Tapi masih
bisa kutahan. Ohh, jadi dia tinggal sama Papa nya.
“Kucing…
namamu siapa? Aku panggil Mpus aja, boleh? Aku mau cerita.”
“Meoooong.”
Boleh deh. Mpus keren. Walaupun namaku
Poopy. Panggilannya Pou. Tapi sudahlah. Aku suka Mpus. Kamu mau cerita apa?
“Mpus…
kamu tahu gak Mamaku itu pergi sudah lama sekali. Aku gak tau kemana. Kadang
aku kangen mama, tapi kadang engga. Kalau aku kasian liat Papa, aku jadi gak
kangen sama Mama. Aku gak ngerti deh sama orang-orang dewasa. Mereka punya
banyak masalah. Kalau gitu aku gak mau jadi dewasa ah, Mpus. Gak enak
kayaknya.”
“Meoong..
Meoong..” Kok nasib kita sama yah? Aku
juga gak tau kemana Mama aku. Papa aku suka pergi-pergi sih, tapi gak lama. Aku
masih suka ketemu papa, walaupun aku sudah memutuskan pengen hidup mandiri.
Hemm.. teruskan cerita kamu, Anak Kecil Berparas Sedih. Yah, ko dia malah
melamun.
“Meoongggg…”
“Hee.
Kamu masih mau mendengar cerita aku yah? Papa sibuk di kantor. Malahan kemarin
pulang sampai jam dua belas malam. Kasian deh Papa. Tapi Papa masih suka
sempetin masuk ke kamar aku kalau pulang. Trus minta maaf kalau papa sibuk.
Gini katanya: “Rara sayang, Papa harus
kerja keras untuk mewujudkan impian kamu. Doakan papa sehat selalu yah. Pasti
papa bisa mewujudkan impian kamu. Sabar ya, Nak. Kamu anak yang baik dan selalu
menjadi kebanggaan Papa. Selalu, Rara Sayang.” Gitu katanya, Mpus. Aku suka
sedih dengernya. Demi mewujudkan impian aku, Papa rela kerja sampai tengah
malam.”
“Meeeooonggg…”
Oh nama kamu Rara. Cantik. Secantik
orangnya. Kamu beruntung punya Papa yang baik.
“Mpus,
hari ini kamu mau yah temenin aku nungguin sampai Papa pulang. Sekaliiii ini
aja. Nanti Papa pasti ngasih kamu makanan. Papa tahu, aku suka sama kucing lucu
sepertimu. Dulu, aku hampir diijinkan memelihara kucing. Tapi gak jadi. Papa
bilang, kasian kalau aku gak bisa mengurusnya dengan baik. Nanti kucingnya
sedih.”
“Meeeoooong.”
Iya, kali ini aku temenin kamu nungguin
Papamu. Biar kamu gak kesepian. Tapi aku mau jadi kucing yang dipelihara kamu,
Rara. Aku tahu kamu orang baik seperti Papamu.Gak mungkin kamu menerlantarkan
aku. Andai kamu mengerti bahasa aku. Ah aku loncat-loncat aja mungkin kamu
mengerti kalau aku mau.
“Hihihihi. Kamu kenapa seneng banget, Mpus?
Kamu ngajak main aku yah? Ih lucu banget kamu loncat-loncat begitu.”
“Meong..
Meoong..” Bukan ngajak main ih. Aku mau
jadi kucing peliharaan kamu. Aku janji aku akan jadi kucing termanis kamu,
Rara. Dan kamu gak akan sedih dan kesepian lagi.”
Perlahan terdengar deru
mesin mobil.
Itu Papa kamu pulang.
Horeeee.Papa kamu gak pulang selarut kemarin.Ayoo cepat bilang sama Papa kamu.
Kamu pengen melihara aku, Rara.”
“Papa! Ternyata papa gak lupa janjinya, Mpus.
Papa pulang cepat hari ini. Hari ini hari ulang tahunku, Mpus.”
“Meooong…”
Waaaw.. kamu berulang tahun hari ini?
Selamat ya, Rara!” Tuh papa kamu dah turun dari mobil. Ayo, peluk cepat. Kamu
pasti sudah kangen, kan?
Seorang lelaki tua,
berusia 50 tahun-an keluar dari mobil dan memasuki rumah. Wajahnya terlihat
lelah dan sedih. Membawa sebuah kantong keresek dan sebuah amplop coklat besar
yang dihiasi pita.
“Eh,
ada kucing. Lucu sekali. Rara sayang, kalau kamu lihat kucing manis ini, pasti
kamu merengek minta untuk diijinkan memelihara. “
Lelaki itu menggendong
kucing dan membawa kedalam rumahnya.
“Meooonggg.”
Loh. Loh. Ko kamu hanya diam mematung,
Rara? Eh, kenapa Paapamu hanya mengajak ngobrol aku dan seperti yang gak
melihat kamu, Rara? Ayo masuk sama kita.
“Mpus…
aku kangen sekali sama Papa. Aku seneng dia gendong kamu. Papa masih sangat
ingat kalau aku suka kucing manis sepertimu. Ah, Papa selalu ingat semua hal
tentang aku.”
“Meooooonggg…
Meoooongggg.” Rara kok kamu menangis? Eh
tunggu! Rara kenapa kamu melayang? Kamu.. Kamu..
Lelaki tua itu
berjalan ke sebuah kamar mungil. Lalu duduk di sebuah meja belajar dan
mengambil sebuah frame foto. Foto Rara sedang tersenyum manis sekali. Rambutnya
diikat kuda. Mengeluarkan keresek dan amplop coklat berpita itu.
“Rara
sayang… selamat ulang tahun yang ke 20 ya, Nak. Ini papa belikan ayam goreng
kesukaan kamu. Papa gak beliin cake karena kamu selalu bilang kalau kamu gak
suka makanan manis. Kamu takut gigimu bolong. Kalau kamu ada disini pasti kamu
akan peluk papa. Papa sudah membeli sebuah bangunan. Tidak besar tapi bisa
menampung sekitar 30 orang anak. Persis sepert keinginanmu. Masih terngiang
kamu bilang disaat-saat kritismu: “Rara
ingin punya sekolah buat anak-anak yang gak punya uang.” Rara sayang…
semoga kamu disana sedang tersenyum dan senang bahwa mimpimu sudah terwujud.
Maaf baru sempat mewujudkan mimpimu, Nak. Papa kangen sekali sama Rara.”
“Meoooong…”
Ya Tuhan. Ternyata… Rara...Kamu sekarang
mulai menagis terisak tapi kamu nampak bahagia sekali. Sini, peluk papamu.
Walaupun dia gak tahu, tapi dia pasti akan merasakannya.
“Mpus.
Bilang sama Papa. Terimakasih sudah jadi Papa yang paling membanggakan. Aku
sayang Papa.“
“Meoooooong…
Meooong… Meoooonggg”
-The End-
~Naya
:: Kereeeeeeeeen......!!!!!!
ReplyDeleteSaya mah belum tentu bisa bikin cerita se-out of box ini ...!!! SERIUS, UR STORY VERY WODERFUL...!!! Like it pisan teh #seratus jempol ;)
NO comments. Asli, ur writing skill is higher than me Teh. Please, ajarin ya Teh bikin cerita kayak gini...Please...
Keren teehh!! Saya awalnya ga nyangka bakal beneran endingnya jadi gitu.. susah di tebak hohoho
ReplyDelete_Risa (ajarin teh ajarin jugaa :)))
ReplyDeleteTo all: waaaahh terimakasih atas apresiasi kalian... sebenernya itu ada yg kepotong dikit di paragraf2 awal. Ntar ak edit. Hihihi.
ReplyDelete~Naya