Sunday, June 29, 2014

1. Cut Irna Setiawati



Assalamu’alaikum wr. Wb

Hi everyone! It’s so grateful to introduce myself here, in our official BlogSpot huehehe…#LOL
Nama saya Cut Irna Setiawati, S.AB., MM. Untuk mudah mengingatkan, saya biasa dipanggil Inong aja. Inong adalah panggilan untuk anak perempuan Aceh. Benar! I am Acehnese. Ayah saya berdarah 100% Aceh sedangkan Ibu saya asli Sunda. Keduanya dipertemukan oleh Sang Pengatur jodoh di Jakarta ketika Ayahanda saya bertugas di sana. merantau gitu deh hueheh…

Saya lahir di Jakarta, namun sejak usia 5 tahun kami segera hijrah ke kota Parepare, Sulawesi Selatan. Itu loh kota kecil berjarak 3 jam dari ibukota Makassar. Kota yang bener-bener tentram, tertib, bersih, indah, tapi tetap mengikuti perkembangan kota besar. Nggak percaya, nih buktinya!






Oke kan? And guess what, kota ini memiliki ikatan batin dengan Bapak B.J. Habibie, the most important person of Indonesia and the world! Yup, beliau rupanya dibesarkan di kota ini sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke kota Bandung. Lokasi rumah beliau bahkan dekat sekali dengan sekolah saya ketika SMU! Selama saya tinggal di sana, saya sudah 3 kali bertemu dengan Bapak Habibie beserta istri: sekali pas saya SD, sekali pas saya SMP dan sekali pas saya SMA. Yang paling seru adalah pas SMA karena saya sempat bertemu dengan beliau di sebuah Gedung Kepemudaan bersama seluruh anak sekolah se-kota Parepare dan dengan berani berujar: “Saya akan seperti Bapak, suatu hari nanti.”  Bukannya marah atau apa, justru beliau membalas sambil tersenyum optimis, “Insya Allah, Nak!”

Wah, rasanya seperti saya mau meledak! Aaahhhggrrrr…..

Hingga akhirnya saya memutuskan untuk melajutkan kuliah di kota Bandung, maka saya pun berpisah dengan seluruh kenangan di kota Parepare. Saya harus say good bye dengan teman-teman, guru, tetangga, teman mengaji, teman les Primagama, kakak mentor, adik kelas, kakak kelas (apalagi yang pernah saya taksir huahaha!), teman kursus Bahasa Inggris, senior-senior penasihat dari Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR) dan semua orang yang saya sayangi di sana. Termasuk supir angkot yang paling baik sedunia karena tidak pernah menolak mengantarkan ke komplek perumahan yang jauh meskipun penumpangnya cuma satu orang, saya! And the hardest things is hingga sekarang saya belum pernah berkunjung lagi ke kota Parepare, sejak 2008. Hmm, saya hanya bisa berharap yang terbaik di sana dan segera “pulih dan bangkit” karena Walikotanya terbukti melakukan korupsi beberapa waktu lalu. Koplak! #pukuljidat.

Friends,

I am so academic person! Alhamdulillah, setelah lulus S1 dari Telkom University dengan IPK 3.92 (Cum Laude), saya menerima Telkom Foundation Full Scholarship untuk melajutkan S2. Hanya butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikan S2, saya pun lulus MM dengan IPK 3.78 (Cum Laude, again!) dan memperoleh peluang untuk mengabdi di almamater tercinta, Telkom University pada Prodi Business Administration sebagai seorang Dosen dan Peneliti. Really, I love it! Alhamdulillah…Alhamdulillah…





Cita-cita saya tak lain akan melanjutkan studi ke jenjang S3 to pursue Ph.D, menjadi peneliti yang diakui secara internasional (paper terindeks Scopus) dan terbesar adalah menjadi seorang Guru Besar atau Profesor di bidang Business Administration. Saya tahu bahwa untuk mewujudkan semuanya, saya butuh kerja keras dan kerja cerdas yang lebih dari orang lain. Going to extra miles, right?







Honorable readers,
Terus terang saya sangat bersyukur kepada Allah swt. karena telah diberikan kesempatan menjalani kehidupan dengan banyak sekali berkah. Kedua orang tua saya selalu menjadi supporter terbaik dan untuk mereka pulalah saya berjuang mewujudkan cita-cita. Allah sungguh baik, karena telah membimbing, menemani, memberi petunjuk, mengabulkan dan menutupi apa saja kekurangan saya. Oleh sebab itu, saya akan selalu memaksimalkan hidup ini karena harta yang paling berharga bagi saya adalah waktu.
How about you?


Oke, saya rasa itu saja perkenalan singkat mengenai saya. Semoga kita bisa semakin intens berdiskusi dan berkarya dengan semangat seperti kuda perang yang menerjang pasukan musuh: sungguh bersemangat hingga terengah-engah. Begitulah seharusnya kita beribadah kepada Allah. Insya Allah.

Wassalam.

Best regards,

@iicoet.

No comments:

Post a Comment